Illustrasi


NGOPILOTONG.COM,  -  Zakat Fitrah merupakan salah satu kewajiban dalam agama Islam yang memiliki kedalaman makna dan implikasi sosial yang besar. Ia tidak sekadar merupakan kewajiban ritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial yang tinggi.


Menurut ajaran Islam, Zakat Fitrah adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu. Ia biasanya diukur dengan memiliki kelebihan rezeki untuk kebutuhan pokok pada malam dan Hari Raya Idul Fitri. Besarannya telah diatur secara rinci, yakni setara dengan 2,5 kg beras atau makanan pokok lainnya seberat 3,5 liter per jiwa. Ini mencerminkan semangat berbagi rezeki kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.


Seperti di Jelaskan dalam Hadist yang di Riwayatkan Oleh Bukhari Muslim:


"Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas umat muslim; baik hamba sahaya maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar. Beliau saw memerintahkannya dilaksanakan sebelum orang-orang keluar untuk shalat." (HR Bukhari Muslim)


Namun, penting untuk dicatat bahwa Zakat Fitrah tidak hanya terbatas pada sumbangan dalam bentuk makanan pokok. Islam memberikan fleksibilitas bagi umatnya dengan memperbolehkan pembayaran dalam bentuk uang. Dalam hal ini, nominalnya disesuaikan dengan harga makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat di tempat muzakki (pemberi zakat) bermukim. Hal ini menunjukkan kearifan Islam dalam menyesuaikan kewajiban zakat dengan kondisi sosial dan ekonomi umatnya.

Illustrasi


Lebih lanjut, Zakat Fitrah memiliki tenggat waktu yang jelas. Ia wajib dikeluarkan sebelum pelaksanaan Shalat Idul Fitri. Ini menunjukkan urgensi dan kepentingan zakat sebagai bagian integral dari perayaan Idul Fitri, di mana umat Islam bersepakat untuk bersyukur atas nikmat Allah dan memperkuat solidaritas sosial di antara sesama.


Para ulama, diantaranya Shaikh Yusuf Qardawi telah membolehkan zakat fitrah ditunaikan dalam bentuk uang yang setara dengan 1 sha’ gandum, kurma atau beras. Nominal zakat fitrah yang ditunaikan dalam bentuk uang, menyesuaikan dengan harga beras yang dikonsumsi.


Dalam konteks sosial, Zakat Fitrah memiliki dampak yang luas. Selain membantu meringankan beban mereka yang kurang mampu, ia juga memperkuat jalinan persaudaraan dan persatuan umat Islam. Proses pengumpulan dan distribusi zakat juga memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk berpartisipasi aktif dalam membangun komunitas yang lebih berkeadilan dan sejahtera.


Dengan demikian, Zakat Fitrah bukan sekadar kewajiban ritual, tetapi juga merupakan ekspresi nyata dari nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kepedulian sosial dalam ajaran Islam. Melalui pelaksanaannya, umat Islam diingatkan untuk senantiasa memperhatikan kebutuhan sesama dan berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih berkeadilan dan harmonis.



Baca Artikel Lainnya di GOOGLE NEWS