NGOPILOTONG.COM   -   Di Batavia, orang Belanda mulai kekurangan pasukan. Karena itu, orang-orang disana takut jika orang-orang Banten menyerang mereka. Sehingga, Aru Palakka kemudian diundang untuk datang ke Batavia bersama ribuan pasukan Bugisnya. Ini adalah undangan terhormat untuk seorang Pangeran Bugis yang diterimanya tanpa ragu-ragu. 


Aru Palakka diterima dengan penuh kehormatan di Batavia dan ia tinggal selama beberapa bulan disana. Aru Palakka yang berdiam di Batavia Kemudian merasa bosan, keinginannya adalah pergi bersama anak buahnya ke Jawa Timur untuk ambil bagian dalam pertempuran. Jika hal itu tidak diperlukan, dia lebih senang jika kembali ke negerinya sendiri. 


Akhirnya, Pemerintah memutuskan bahwa orang Bugis ikut diberangkatkan ke Jawa Timur. Sebelum berangkat, sebuah perjamuan indah diadakan untuk menghormati Aru Palakka. Dan Arung Palakka dipercayakan membawa Panji Sutra hijau dengan lambang kompeni di satu sisi dan potret Gubernur di sisi lain milik Gubernur.


Begitu jarang ada pangeran pribumi yang begitu dihormati oleh Kompeni selain Aru Palakka, tapi dia pantas mendapat kehormatan itu karena keberaniannya. 


Di Jawa Timur, Aru Palakka dan pasukannya segera mengambil bagian dalam penyerbuan di Kappar, benteng orang Makassar yang sangat kuat disana. Dengan membawa semangat Bugisnya, Aru Palakka berenang menyeberangi sungai dan menyerang lawannya dengan sangat terburu-buru. 


Pertempuran itu berlangsung disana selama lima minggu, disana orang Bugis bertarung seperti singa yang lapar lalu menguasai tempat dimana-mana. Ketika Kappar diterjang badai, pasukan Aru Palakka menjarah lalu membiarkan pemimpin musuh melarikan diri, nafsu menjarah ini adalah cacat besar orang Bugis. 


Dalam pertempuran, mereka cukup berani tetapi musuh hampir tidak bisa dikalahkan ketika mereka melupakan kedisiplinan dan menjarah apa yang mereka bisa. Aru Palakka sering kali dipermalukan oleh anak buahnya sendiri tetapi tampaknya dia tidak bisa berbuat banyak. Orang Bugis akhirnya berbalik menjadi kelompok yang sangat merepotkan sehingga komandan Belanda ingin sekali menyingkirkan mereka lagi. 


Pada awal tahun 1680, Aru Palakka berangkat dari Surabaya ke Makassar dengan dua kapal Kompeni dan lebih dari 200 perahu dengan lebih dari 9000 orang Bugis dan Makassar di dalamnya. Sebagai Pangeran Bone, Aroe Palakka kini telah hidup tenang selama beberapa tahun di antara rakyatnya.

========================

Sumber : Geschiedkundig Leesboek - Door G. Van Duinen Onderwijzer Te Bandoeng 1922



DAPATKAN UPDATE BERITA VIA NGOPILOTONG.COM, FOLLOW FACEBOOK KAMI

BAGI ANDA PECINTA KULINER RAHASIA KULINER ADALAH SOLUSINYA