NGOPILOTONG.COM,  -  Dalam kisah masa lalu Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, terdapat warisan minuman tradisional yang telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya lokal, yang dikenal sebagai "Saleeng". Berasal dari kata Arab "Saleem" yang berarti "Tenang", minuman ini telah lama dihidangkan untuk menyegarkan dan menenangkan warga kota.


Asal Usul dan Bahan-Bahan

Saleeng memiliki bahan dasar alami yang terdiri dari jahe, cengkeh, gula aren, serta kuning telur ayam negeri atau telur bebek. Ditambah dengan rempah-rempah dalam takaran yang tepat, minuman ini tidak hanya memberikan sensasi rasa yang unik tetapi juga khasiat yang bermanfaat bagi tubuh, seperti meningkatkan stamina dan menghangatkan badan. Saleeng dianggap sebagai minuman ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan alami tanpa bahan pengawet atau tambahan kimia.


Popularitas dan Perkembangan

Pada masa keemasannya, Saleeng menjadi minuman yang sangat populer di kalangan masyarakat Bugis dan kaum Makassar. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan industri minuman kemasan dan siap saji, Saleeng mulai terlupakan. Sulitnya menemukan Saleeng di kota Makassar membuat minuman ini semakin jarang dinikmati oleh masyarakat.


Penjual Keliling dan Tradisi Masyarakat


Pak Ahmad, seorang penjual keliling Saleeng

Pak Ahmad, seorang penjual keliling Saleeng, telah mengabdikan dirinya dalam menggeluti bisnis ini selama lebih dari 20 tahun. Dengan rute yang melintasi berbagai lorong dan perkampungan, beliau setia melayani pelanggannya. Harga yang terjangkau dan ketersediaan Saleeng membuat minuman ini tetap bertahan hingga saat ini, meskipun langkanya.


Ciri Khas dan Kenangan Masa Lalu




Penjual Saleeng mudah dikenali dengan peralatan sederhana yang mereka bawa, seperti cerek kuningan, tungku bara arang kayu, keranjang telur, ember kecil berisi air, serta gelas dan sendok kecil. Keberadaan mereka menjaga hangatnya Saleeng bagi para pelanggan, mempertahankan kenangan akan masa lalu Kota Makassar yang penuh warna.


Pesan Masa Lalu dalam Ungkapan Lokal

Ungkapan dalam Bahasa Makassar, seperti "Apayya katte kipasang, punna nakkukki' riammatta. Inakke iyya rianginga punna lammiri'" menggambarkan kebijaksanaan dan kelembutan hati dalam menyampaikan pesan kepada orang lain, mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal yang telah turun-temurun di Sulawesi Selatan.


Penghormatan terhadap Warisan Budaya

Meskipun masa keemasannya telah berlalu, Saleeng tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya Kota Makassar. Melalui upaya pelestarian dan penghargaan terhadap tradisi minuman ini, kita dapat terus menghormati dan merayakan kekayaan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur kita.



Bagi Anda yang berkunjung ke Makassar dan Ingin menikmati Minuman Tradisional yang satu ini, Anda dapat menghubungi Pak Ahmad di Line Telpon : 0853-4149-4177


"Saleeng  -  asal kata dari: Saleem  -  berarti: Tenang ----- dalam bahasa Arab di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Pada masa lalu, minuman tradisional kaum Arab, populer disebut: 'Saleeng - artinya: Tenang', dikalangan warga Kotamadyah Tingkat II Ujung Pandang (kini: Kota Makassar) Provinsi Sulawesi Selatan."



Sumber  

Editor     :  Ahmad Firdaus




Baca Artikel Lainnya di GOOGLE NEWS

Support   : SOCIABUZZ  SAWERIA