NGOPILOTONG.COM,  -  Gantala Jarang adalah salah satu makanan tradisional yang sangat populer di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Makanan khas ini terbuat dari daging kuda yang direbus dalam panci khusus, biasanya menggunakan potongan drom, dalam waktu yang cukup lama. Dalam proses pembuatannya, daging kuda hanya direbus dengan garam kasar dan diberi bumbu dari akar-akar kayu.


Asal-usul nama "Gantala Jarang" berasal dari bahasa daerah setempat. Kata "gantala" mengacu pada kuah, sementara "jarang" merupakan istilah dalam bahasa Makassar yang berarti kuda. Sebagai bagian dari budaya lokal, Gantala Jarang menjadi simbol kekuatan, keberanian, dan kegagahan dalam keyakinan yang suci bagi masyarakat Jeneponto.


Meskipun tidak dimasak dengan bumbu yang kompleks, makanan ini tetap memiliki rasa dan aroma khas yang sangat disukai oleh penduduk setempat. Di kalangan masyarakat Jeneponto, Gantala Jarang dianggap sebagai hidangan yang wajib ada dalam berbagai acara, seperti pesta pernikahan dan pesta sunatan.




Proses pembuatan Gantala Jarang sebenarnya cukup sederhana, meskipun terdengar cukup unik bagi beberapa orang. Daging kuda direbus terlebih dahulu dalam wadah khusus yang biasanya terbuat dari potongan drom, dan seringkali menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Setelah direbus, daging kuda kemudian dimasak dengan bumbu sederhana seperti garam, MSG atau vetsin, dan kunyit.


Meski tidak menggunakan bumbu yang rumit, makanan ini tetap memiliki cita rasa yang lezat dan aroma yang menggugah selera. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Gantala Jarang menjadi salah satu makanan favorit yang selalu hadir dalam setiap acara penting di Jeneponto.



Keunikan Bumbu dan Proses Masak

Daging kuda direbus dengan menggunakan garam kasar dan bumbu dari akar-akar kayu. Meskipun tidak menggunakan bumbu yang kompleks, Gantala Jarang tetap memiliki rasa dan aroma yang khas. Proses memasaknya pun tergolong sederhana meski terdengar sedikit mengerikan bagi beberapa orang. Daging kuda direbus dalam wadah khusus yang biasanya terbuat dari potongan drom, kemudian dimasak dengan menggunakan kayu bakar.


Makna dan Kehadiran dalam Budaya Jeneponto

Gantala Jarang bukan sekadar makanan biasa bagi masyarakat Jeneponto. Sebagai bagian dari warisan kuliner dan budaya, makanan ini memiliki nilai simbolis yang kuat. Lambang Kabupaten Jeneponto sendiri menampilkan gambar kuda putih, yang melambangkan kekuatan, keberanian, dan kegagahan. Dalam keyakinan yang suci, kuda merupakan simbol perjuangan hidup masyarakat Jeneponto.


Gantala Jarang dalam Acara Khusus

Tidak hanya sebagai makanan sehari-hari, Gantala Jarang juga menjadi hidangan wajib dalam berbagai acara istimewa, seperti pesta perkawinan dan pesta sunatan. Kehadirannya dalam acara-acara tersebut menjadi bukti betapa pentingnya makanan ini dalam menjaga keberlangsungan tradisi dan kearifan lokal.


Dengan cita rasa dan aroma yang khas, Gantala Jarang tidak hanya memuaskan lidah, tetapi juga memperkaya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat Jeneponto. Sebuah warisan kuliner yang patut dilestarikan dan dijaga keberadaannya untuk generasi mendatang.


Dengan kekhasan cita rasa dan nilai budayanya, Gantala Jarang tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari warisan kultural yang berharga bagi masyarakat Jeneponto, Sulawesi Selatan.




Editor     :  Ahmad Firdaus



Baca Artikel Lainnya di GOOGLE NEWS