NGOPILOTONG.COM,  -  Etnis Cham, yang ditemukan di Vietnam dan Kamboja, hidup dalam hubungan erat dengan Sungai Mekong. Sungai ini bukan hanya sumber kehidupan fisik bagi mereka, tetapi juga jalan spiritual tempat jiwa-jiwa mereka bersua dengan leluhur mereka yang telah tiada. Saat ini, sekitar 600.000 orang Cham tinggal di sepanjang Sungai Mekong, menggantungkan hidup dari penangkapan ikan.


Suku Cham berasal dari Melayu Polinesia dan merupakan keturunan dari kerajaan Champa, yang dahulu berkuasa di wilayah Tenggara Indo-China dari abad ke-12 hingga ke-15. Meskipun Champa kini telah menghilang dari peta politik, jejak kejayaan mereka dapat ditemui dalam bangunan-bangunan kuno dan kuil yang tersebar di Vietnam.


Selama sejarahnya, suku Cham mengadopsi agama-agama asing seperti Hindu, Buddha, dan Islam, menciptakan budaya dan tradisi yang unik. Meskipun banyak dari mereka yang memeluk Islam, praktik keagamaan mereka memiliki perbedaan signifikan dengan umat Islam pada umumnya.


Potret Anak Gadis Etnis Champ - Image : iStock


Salah satu varian Islam yang diamalkan oleh sebagian suku Cham disebut sebagai Islam Bani. Mereka tidak menjalankan salat dan puasa Ramadan seperti yang dilakukan oleh umat Islam pada umumnya. Bagi mereka, puasa Ramadan hanya diwakili oleh pemuka agama mereka.


Masyarakat Cham cenderung menolak label "Muslim" dan lebih memilih menyebut diri mereka sebagai "Muslim Bani". Mereka memiliki praktik keagamaan yang berbeda, seperti meditasi dalam masjid selama 15 hari dalam bulan Ramadan, yang menurut versi mereka hanya berlangsung selama setengah dari waktu yang umumnya dipraktikkan oleh umat Islam.


Perbedaan praktik keagamaan ini bisa disebabkan oleh pengaruh ajaran Hindu dan Buddha, serta karena proses Islamisasi yang terputus di kalangan Cham. Seiring waktu, kondisi politik dan sosial mereka yang terisolasi menyebabkan terjadinya perbedaan signifikan dalam praktik keagamaan.


Meskipun demikian, ada juga sebagian suku Cham yang mempraktikkan Islam dalam arus utama, mengikuti kaidah fikih Imam Syafi'i seperti yang dilakukan oleh umat Islam di banyak negara, termasuk Malaysia, Indonesia, dan Thailand Selatan. Mereka menjalankan puasa Ramadan, Idul Fitri, serta melakukan ibadah haji dan umrah seperti umat Islam pada umumnya.


Dengan demikian, Cham merupakan contoh unik dari keragaman dalam praktik keagamaan Islam di Asia Tenggara, menunjukkan bagaimana agama tersebut dapat berkembang dan beradaptasi dengan budaya lokal yang beragam di sepanjang sejarahnya. Meskipun memiliki perbedaan dalam praktik keagamaan, mereka tetap merupakan bagian yang penting dari keragaman etnis dan keberagaman budaya di kawasan tersebut.


Penulis   :  Muammar

Editor     :  Zumardi


Baca Artikel Lainnya di GOOGLE NEWS